Halo astral travelers, salam hangat dari kami tim #JurnalAstral. Pada artikel ini kami akan sampaikan sebuah konsep yaitu ” zaman gelap dan zaman terang “ yang akan sangat berkaitan dengan misi, event, dan nilai yang kita sepakati di komunitas Jurnal Astral (selanjutnya kita sebut dengan JA).
Jika mendengar terminologi zaman gelap dan zaman terang tentunya kita punya persepsi dan referensi masing – masing. Entah itu zaman penjajahan ke zaman kemerdekaan, zaman pra dan pasca para rasul, zaman pra dan pasca internet, zaman pra dan pasca listrik, dan sebagainya. Beberapa mungkin akan teringat dengan R.A Kartini ” Habis Gelap Terbitlah Terang”. Yuk referensinya disimpan terlebih dahulu dan bersama kita simak paparan berikut, kita akan mulai dengan analogi yang sederhana.
Kita mulai dari definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia :
- gelap/ge·lap/ a 1 tidak ada cahaya; kelam; tidak terang:
- terang/te·rang/ a 1 dalam keadaan dapat dilihat (didengar); nyata; jelas
dan jika kita cari arti kata “darkness” maka berdasarkan kamus oxford, darkness = the partial or total absence of light, sebuah kondisi disebut gelap saat tidak adanya cahaya. Mari kita mulai pembahasannya ya, mohon disimak dengan seksama.
Sebuah zaman disebut zaman gelap artinya di waktu tersebut tidak ada cahaya, sehingga pada zaman gelap :
- Kebanyakan orang tidak/belum dapat melihat dengan jelas atau memahami dengan menyeluruh apa yang ada di sekitarnya.
- Agar dapat melihat kita memerlukan cahaya sehingga pada zaman gelap ditandai dengan hadirnya para utusan pembawa cahaya. Mereka adalah orang – orang yang menunjukkan / memberikan informasi. Analogi sederhananya : membawa berita akan apa yang ada disekitar, atau menyorotkan senter ke objek – objek sekitar sehingga orang lain dapat melihat dalam kegelapan.
Bagaimana dengan zaman terang ?
Zaman terang layaknya siang hari dimana cahaya begitu berlimpah, semua orang dapat melihat dengan terang benderang dan memahami secara utuh lingkungan hidupnya. Zaman dimana semua orang bisa melihat dan mengakses informasi semesta sehingga tidak diperlukan lagi para membawa cahaya.
Pada zaman gelap, para pembawa cahaya (yang jumlahnya lebih sedikit) adalah orang yang spesial dengan kemampuan khusus. Sementara pada zaman terang semua orang memiliki kemampuan akses yang sama, sehingga semua sejajar, setara, dan berkolaborasi satu sama lain karena telah paham dengan tugas hidupnya.
Dear #AstralTravelers, kita perlu memahami bahwa semua hal berpasangan dan memiliki siklus. Saat ini kita berada di akhir zaman gelap tengah menuju fajar zaman terang, sebuah zaman yang akan merentang 112 – 125 juta tahun kedepan sebelum akhirnya kembali memasuki ke zaman gelap. Fase ini ditandai dengan semakin mudahnya akses terhadap informasi semesta yang sebelumnya hanya dapat diakses oleh orang – orang spesial saja. Misi #JurnalAstral adalah memberikan akses seluas-luasnya pada siapapun untuk mengaktifkan indera astral mereka, mengambil peran aktif dan membantu terbukanya zaman baru.
JA dimulai dengan harapan agar bibit – bibit yang kami tanam saat ini akan menjadi hutan yang hidup, lebat, dan rapat. Sebuah hutan yang akan terus berkembang dan mampu menyambut zaman terang. Sistem #JurnalAstral yang kita bangun saat ini akan menjadi warisan yang akan terus dikembangkan dan diwariskan kembali pada generasi selanjutnya. Sebuah “wakaf” yang akan terus memfasilitasi dan mempermudah orang – orang “biasa” dan “pemula” untuk mulai berani membuka matanya, mulai melihat dunia, menemukan “lakon”nya, dan akhirnya bersama sejajar, setara, berkolaborasi melakukan tugas semesta.
Baca juga : Jurnal Astral – Kami Menumbuhkan Hutan
Apakah semua orang dapat melihat di zaman terang ?
Pada zaman terang akan selalu ada sebagian kecil populasi yang tidak dapat melihat. Mereka adalah kelompok yang dengan sadar menyangkal dan menutup matanya erat sehingga melimpahnya cahaya tidak secercahpun dapat masuk menembus kelopak matanya. Mereka yang dengan sadar memilih untuk hidup dengan persepsinya mengenai dunia. Tapi memikirkan kelompok ini bukan bagian dari misi JA. Misi kita adalah mengajak dan memfasilitasi, juga menghormati pilihan tiap individu.
Mari bantu JA berkembang dengan menyebarkan informasi, perlahan dan bertahap memberikan edukasi bahwa ada sesuatu yang besar dan bermakna menunggu setiap kita bangun di pagi hari. Semesta sudah memanggil, apakah kamu akan menyambutnya ?